JAKARTA, KOMPAS.com - Fintech peer to peer (p2p) lending Amartha mencatat telah menyalurkan dana sebesar Rp 900 miliar kepada 207.000 orang per Maret 2019. Nasabah tersebar di 3.500 desa di pulau Jawa.
Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan, jumlah pelaku usaha mikro perempuan mitra Amartha bertambah hampir dua kali lipat dibanding jumlah penerima 2018 yang mencapai 110.393 orang. Tumbuh lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Selain menerima pendanaan, mereka juga mendapatkan pelatihan literasi keuangan, pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi tentang lingkungan untuk memastikan mereka mampu mengelola keuangan dengan baik, usahanya terus berjalan dan tumbuh dan kualitas hidup mereka juga lebih baik,” kata Taufan dalam keteranganya, Sabtu (23/3/2019).
Taufan menuturkan, pesatnya pertumbuhan mitra karena teknologi machine learning yang digunakan Amartha untuk menghasilkan credit scoring bagi mitra yang unbankable atau tidak laik bank. Teknologi ini memungkinkan proses peminjaman bisa selesai dalam waktu kurang dari 30 menit.
"Amartha juga menyeleksi para mitra dengan bantuan teknologi, yang kemudian, diiringi dengan pendampingan mingguan, dan literasi keuangan," ujarnya.
Taufan menjelaskan, Amartha mendidik mitra usaha Amartha agar disiplin, tangguh dan bekerja sama melalui tanggung renteng. Karakter ini merupakan jalan bagi mitra usaha Amartha untuk mencapai kesejahteraan lebih baik. Kini, 100 persen pengusaha mikro di Amartha adalah perempuan di pedesaan.
"Hal ini sesuai dengan sustainable development goals yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan," tambahnya.
Para pengusaha mikro perempuan Amartha berasal dari pelosok pedesaan dan tidak laik perbankan karena tidak memiliki dokumen usaha resmi, sampai tidak memiliki riwayat kredit. Sehingga, mereka sulit mendapatkan pendanaan usaha dari bank atau lembaga keuangan konvensional lainnya.
Agar bisa mengangkat kualitas hidup lebih banyak perempuan pengusaha mikro, Amartha, membuka point (cabang Amartha) di beberapa daerah.
“Untuk menjangkau mereka, Amartha memiliki jaringan tim lapangan yang berkeliling mengendarai sepeda motor dan memberikan pelayanan serta pelatihan kepada kelompok-kelompok di wilayah kerjanya,” lanjut dia.
Dia menuturkan, sejak tahun lalu, Amartha memilih Perempuan Tangguh sebagai bentuk apresiasi bagi mitra terpercaya Amartha dan upaya untuk mempromosikan sikap teladan perempuan Indonesia yang mampu berkontribusi aktif dalam perekonomian di desa.
Salah satu pemenang Perempuan Tangguh Amartha 2018, Ade Sholihah. Ia mengatakan, bahwa dirinya semakin berdaya dengan dana usaha yang didapatnya melalui Amartha.
“Karena mereka bantu saya juga dalam membangun usaha ini, saya tidak pernah terlambat membayar. Waktu pertama kali masuk Amartha mendapatkan pendanaan sebesar Rp 3 juta dan sekarang sudah bertambah jadi Rp 7 juta,” kata Ade.
Ade merupakan salah satu perempuan tangguh di Amartha yang terus berjuang untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Dengan berjualan bubur ayam, dia mampu menyekolahkan anaknya hingga mendapatkan gelar sarjana.
Impian dan semangat inilah yang ingin ditularkan pada semua ibu-ibu Amartha di seluruh pulau Jawa dan mendorong Amartha untuk terus memajukan ekonomi di desa.
Read More
No comments:
Post a Comment