Ada pertanyaan besar yang harus dijawab. Apakah game battle royale dapat mempengaruhi penggunanya melakukan pertahanan?
PLAYER Unknown Battle Ground (PUBG), Free Fire, Fortnite dan lainnya merupakan video game bergenre battle royal game . Suatu permainan yang memadukan unsur bertahan hidup dan menggali.
Kabar pernah dikeluarkan,
game battle royalyang menginspirasi Brenton Tarrant melakukan penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood, di Kota Christchurch, Selandia Baru.
Pelaku yang masih mendukung 28 tahun ini, ditengarai belajar menembak dan terinspirasi melakukan salah video game Fortnite. Game lainnya seperti PUBG yang dibatalkan jadi “kambing hitam”.
Rupanya, kabar ini hanya isapan jempol. Tarrant mengaku tidak setuju oleh game macam Fortnite maupun PUBG dalam aksi kejinya. Ia menentang inspirasi dari Anders Behring Breivik, seorang pembelot dari Norwegia yang menjadi pemboman di Oslo dan penembakan yang menewaskan 77 orang pada 2011 dimulai.
Malang tak bisa ditolak. Kabar soal PUBG maupun Fortnite dengan aksi Tarrant kadung menyebar di media sosial. Respons bermunculan, termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat yang mewacanakan untuk menyikapi memenuhi game PUBG.
MUI Pusat pun sudah merespons. Wakil Ketua Umum MUI Pusat Zainut Tauhid Sa'adi termasuk yang mempertimbangkan jenis permainan PUBG yang menimbulkan mudarat. Di sisi lain, para pemain PUBG juga mereka yang bergelut dalam komunitas gaming, menyayangkan keputusan ini. Di mana e-sport saat ini sulit tengah berkembang. Pemainnya bahkan mulai beranjak profesional.
Pendiri Cirebon Gaming Siigoo meminta pemerintah juga MUI untuk melihat permintaan oleh jernih. Justru ia memainkan sisi mental gamer. Bukan menyalahkan game, termasuk PUBG. “ Pertempuran kerajaan itu kan banyak. Bukan Cuma PUBG. Ada Api Gratis, Fornite, Call of Duty, Counter Strike ,. Kenapa harus PUBG? ”Ucap Igo, mempertanyakan.
Pemain PUBGM Gaming Cirebon, Suta juga mempertanyakan, kenapa hanya PUBG? Padahal genre game ini banyak jenisnya. "Jelas konspirasi ini," katanya.
Pemain PUBGM Gaming Cirebon, Onyon juga meminta pemerintah mendudukan permohonan pada porsinya. Alasan, pertimbangan yang dipertimbangkan adalah kepribadian gamer . Bukan malah dilarang. Mengingat banyak sisi positif dari game ini. Juga banyak yang menorehkan prestasi. "Masa iya cuma gara gara satu orang, yang dapet pertimbangannya pemain semua di game itu," tuturnya.
Pemain PUBGM Gaming Cirebon, Rafli juga membandingkan game lain yang terbalik lebih brutal. Meskipun game ini tidak pernah disentuh. Dilarang. Atau bahkan dibahas sama sekali. “Banyak orang balapan pembohong ugal-ugalan terus nabrak. Game balapan ga di larang? ”Ucapnya.
Sementara Daffa yang juga Pemain PUBGM Cirebon memenangkan Game yang memenangkan game sebatas hiburan. Namun di zaman sekarang, malah banyak hal positif dari perkembangan game.
Gabriel, Pemain PUBGM Cirebon Gaming menolak meminta pemerintah lebih rajin melakukan edukasi dan pengawasan. Menerima game macam ini mestinya tidak bisa dimainkan sembarang usia.
Pemerintah juga mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya. Tidak hanya dari satu kacamata saja. Banyak pemain e-sport yang sudah jadi profesional. Lebih dipertandingkan di banyak kompetisi.
Di Indonesia, pemerintah juga tidak tinggal diam, Kemkominfo pada Juli 2016 diterbitkan Peraturan Menteri (Permen) 11/2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik yang terkait dengan klasifikasi atau sistem penilaian game yang dinamakan Indonesia Game Rating System atau IGRS.
IGRS diatur berdasarkan kelompok usia, yaitu 3 tahun, 7 tahun, 13 tahun, 18 tahun, dan Semua Usia. Hal yang mengatur antara lain tentang muatan yang dapat dilakukan dalam permainan jadi orang tua bisa berubah.
Jika dilihat dari karakternya, game jenis PUBGinjauan ke dalam kelompok usia 18 tahun atau lebih karena “konten yang ditampilkan pada produk menampilkan tidak ada pertanggungan pada tokoh animasi yang dapat dibuat manusia” (Pasal 8).
Artinya, penyikapan pada game yang mendorong pada aksi pertahanan masih mendorong, bukan pelarangan. Apakah game PUBG dan sejenisnya perlu sampai harus dikeluarkan? Tentu, perlu kajian yang jelas sebelum mengambil sikap. Persoalannya, saat ini pihak terkait hanya saling menunggu, termasuk regulator. (April)
Read More
No comments:
Post a Comment